Rabu, 16 April 2014

contoh rencana dan laporan kegiatan konseling kelompok


RENCANA PELAKSANAAN
LAYANAN BIMBINGAN KONSELING (RPLBK)
(KONSELING KELOMPOK)

Satuan pendidikan                : SMA Negeri 4 Surabaya
Kelas                                       : XI (sebelas)
Semester                                 : Ganjil
Program layanan                  : Konseling kelompok
Pengembangan diri               : Bimbingan dan Konseling
Jumlah pertemuan                : 70 menit (insidental)
Tugas perkembangan            : Memiliki kemampuan dalam mengenal  dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi budi  pekerti luhur, tanggungjawab kemasyarakatan dan kenegaraan
Rumusan kompetensi           : Pemantapan kemampuan bersikap dalam berhubungan sosial, baik di rumah, sekolah, tempat bekerja maupun dalam masyarakat    
A.    Topik                          : Perilaku Asertif
B.     Bidang bimbingan     : Sosial
C.    Jenis layanan             : Konseling Kelompok (Kelompok Homogen)
D.    Fungsi layanan          : Pengentasan dan pengembangan
E.     Tujuan layanan         :
1.    Peserta didik memiliki pemahaman baru tentang perilaku asertif
2.    Konseli mampu mengatasi masalah ketidak-asertifan yang dialami
3.    Peserta didik mengaplikasikan perilaku asertif dalam kehidupan sehari-hari

F.     Sasaran layanan        : Kelas XI IPA 1
G.    Uraian kegiatan         :
1.         Strategi layanan
a.      Tahap Pembentukan
1)        Konselor meminta salah satu anggota kelompok untuk memimpin doa sebagai pembukaan
2)        Mengucapkan rasa terima kasih pada anggota kelompok telah bersedia hadir dalam kegiatan
3)        Konselor mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok  dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling
4)        Menjelaskan asas-asas, dan cara dalam konseling kelompok
5)        Konselor meminta anggota kelompok untuk saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri secara berantai
6)        Konselor mengajak anggota kelompok untuk melakukan permainan “bapak berkata” sebagai usaha pengakraban dan penghangatan antar anggota kelompok.
b.      Tahap Peralihan      
1)        Menjelaskan kegiatan konseling kelompok yang akan ditempuh pada tahap berikutnya
2)        Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya
3)        Membahas suasana yang terjadi
4)        Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota
c.       Tahap Kegiatan
1)        Konselor memulai kegiatan inti dengan menjelaskan terlebih dahulu tentang perilaku asertif
2)        Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah perilaku asertif yang dialami
3)        Menetapkan masalah dan sumber masalah yang akan dibahas
4)        Konselor menghadirkan model siswa yang paling asertif
5)        Anggota kelompok dipersilahkan untuk tanya jawab, sharing, dan mengungkapkan pendapatnya yang berhubungan perilaku asertif kepada model.
6)        Anggota kelompok bersama model menuntaskan masalah perilaku asertif yang dialami

d.      Tahap Pengakhiran
1)        Pemimpin kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan
2)        Pemimpin kelompok dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan.
3)        Membahas kegiatan lanjutan
4)        Mengemukakan pesan dan harapan
H.    Penilaian
Laiseg (Penilaian Segera):
Setelah selesai kegiatan, tiap siswa ke diminta untuk menuliskan:
1.         Pemahaman baru yang diperoleh melalui kegiatan ini
2.         Tanggapan, kesan, dan perasaannya ketika dan setelah melakukan kegiatan ini
3.         Rencana aktivitas atau upaya yang akan dilaksanakan setelah kegiatan ini
Laijapen (Penilaian Jangka Pendek) & Laijapang (Penilaian Jangka Panjang):
Portofolio: catatan tentang keberhasilan siswa kelas XI IPA 1 dalam mengaplikasikan perilaku asertif dalam kehidupan sehari-hari



Guru Pamong



Hj, Juliana, S. Pd
19561001 197903 2 003
           
            Praktikan,



Ahmad Budi Arianto, S. Pd I
            NIM. 1301198012





LAPORAN PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK

A.    Nama Anggota Kelompok:
1.         Achmad Misbahul Aris
2.         Abida Qurrota Ayyunin
3.         Nadhifia Hibatullah
4.         Ramadhan Anugrah Fatchurrahman
5.         Rizaldi Ahmad
6.         Derry Yoga Fahreza
7.         Setya Suhartanti
8.         Umi Nurjannah*
(*) = model yang digunakan

B.     Hari/ Tanggal :
Jum’at, 11 Oktober 2013
C.    Topik/ Masalah :
-       Perilaku asertif

D.    Uraian Kegiatan
1.      UMUM
Pelaksnaan konseling kelompok ini dilakukan di ruang  Bimbingan dan konseling dengan konselor sendiri sebagai pemimpin kelompok
2.      PELAKSANAAN
a.      Tahap Pembentukan
·      Mengucapkan salam
·      Meminta dan mempersilahkan salah satu anggota untuk memimpin do’a
·      Memberikan penghargaan kepada peserta dengan ucapan terima kasih telah bersedia datang untuk melakukan kegiatan konseling kelompok
·      Perkenalan dan pengungkapan anggota kelompok
·      Memberikan permainan dengan model “ice breaking” dengan judul “tangkap katak” sebagai pengakraban dan penghangatan anggota kelompok


b.      Tahap Peralihan
·      Menjelaskan  kegiatan yang akan dibahas dalam kelompok
·      Menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk melanjutkan ke kegiatan berikutnya
·      Konselor memberikan gambaran umum tentang materi pokok (perilaku asertif)
c.       Tahap Kegiatan
Dalam tahap ini seluruh peserta berperan aktif dan terbuka mengemukakan apa yang dirasaannya, dipikirkannya, dan apa yang dialaminya yaitu mengemukakan sebuah masalah yang berhubungan dengan ketidak-asertifan yang sedang dialami. Seluruh peserta membuat kesepakatan untuk membahas masalah tersebut secara lebih luas, mendalam dan menyeluruh. Untuk ini seluruh peserta mengemukakan ide, saran, dan pendapat serta tanggapan terhadap permasalahan yang dikemukakan itu, hingga masalah itu dapat dibahas dengan tuntas, dan seluruh peserta merasa gembira karena dapat berperan aktif. Masalah ketidak-asertifan yang dibahas saat itu adalah masalah yang dialami oleh semua anggota kelompok (kecuali model). Dengan kronologi sebagai berikut:
·         Konselor menjelaskan terlebih dahulu pengertian dan ciri-ciri perilaku asertif dan non asertif
·         Konselor mempersilahkan kepada semua konseli untuk menceritakan masalahnya yang berhubungan dengan sikap ketidak-asertifannya dengan suka rela.
Selanjutnya konseli yang bernama Ahmad  Misbahul Aris (Aris) menceritakan bahwa dirinya hampir selalu tidak mampu menolak ajakan teman meskipun ajakan itu terkadang memberatkannya tapi atas dasar sungkan dan tidak berani menolak serta menghargai teman maka konseli ini hampir selalu mengiyakan ajakan temannya. Kemudian Abida Qurrota Ayyunin (Abida) mengungkapkan bahwa seringkali di dalam kelas ketika guru menjelaskan dia kurang paham dengan penjelasan guru. akan tetapi Abida tidak berani untuk menanyakan ketidakpahamanya pada guru atau teman dengan alasan karena takut. Hal yang serupa juga diceritakan oleh Nadifia Hibatullah (Fia) dan Derry Yoga Fahreza (Derry)  alasan yang dikemukakan adalah karena merasa malu jika akan mengangkat tangan untuk bertanya. Lain lagi dengan Ramadhan Anugrah (Rama), dia akan menjadi siswa yang pasif ketika metode diskusi di terapkan dikelasnya. Rama tidak berani untuk mengemukakan pendapat yang dimilikinya meskipun pendapat/ide yang dimiliki sangat bagus.
·         Konselor merespon dan bersikap tenang, selalu memperhatikan konseli pada saat konseli bercerita dengan sikap terbuka dan merumuskan rencana bantuan
·         Konselor menunjukan sikap empati dengan memberikan dukungan kalau hal yang konseli alami bisa saja terjadi pada semua orang dan semua orang mampu untuk mengatasinya
·         Konselor bersama anggota kelompok menerima dan mencari tahu latar belakang masalah yang terjadi dengan melakukan tanya-jawab terbuka pada konseli serta tanya jawab pada model “asertf”
·         Model dipersilahkan menanggapi pertanyaan dan masalah yang diceritakan konseli serta memberikan pengalaman perasaan dan sikap asertifnya
·         Konselor mengarahkan kepada konseli agar bisa meniru sikap asertif yang ditunjukkan oleh model
·         Memantapkan konseli dengan keputusannnya serta memberikan keyakinan kepada konseli bahwa konseli pasti bisa mengatasinya
d.      Mengakhiri Konseling
·         Konselor  memaparkan hasil-hasil pada kegiatan konseling kelompok
·         Konselor memberitahukan kepada konseli bahwa kegiatan konseling kelompok sudah hampir berakhir
·         Konselor memberikan kesimpulan atas pelaksanaan konseling pada saat ini dan mentapkan langkah selanjutnya
·         Konselor meminta konseli untuk memberikan pesan dan kesan selama proses konseling kelompok.
·         Pemberian ucapan terima kasih dan  applouse untuk semua nggota kelompok telah melaksanakan kegiatan dengan baik
·         Kegiatan konseling kelompok di tutup dengan do’a

E.     MATERI
Perilaku Asertif
F.     FORMAT EVALUASI

PENILAIAN HASIL PELAYANAN KONSELING
a.      Laiseg (Penilaian segera)
o  Apa pemahaman baru yang diperoleh melalui kegiatan ini?
o  Apa tanggapan, kesan, dan perasaannya ketika dan setelah melakukan kegiatan ini?
o  Rencana aktivitas atau upaya yang akan dilaksanakan setelah kegiatan ini?
b.      Laijapen (penilaian jangka pendek)
o  Catatan keberhasilan siswa kelas XI IPA 1 dalam dalam menerapkan perilaku asertif dalam kehidupan sehari-hari
c.       Laijapan (penilaian jangka panjang)
o   Catatan keberhasilan siswa kelas XI IPA 1 dalam dalam menerapkan dan menjadi panutan dalam berperilaku asertif

















DAFTAR CATATAN MASALAH
KONSELING KELOMPOK KELAS XI IPA 1
SMA NEGERI 4 SURABAYA

No
Nama
Masalah
Rencana Penyelesaian
1.
Achmad Misbahul Aris
Tidak mampu menolak ajakan temannya meskipun ajakan  bertentangan dengan hati nuraninya
Telah diselesaikan bersama anggota kelompok yang lain dan model
2.
Abida Qurrota Ayyunin
Sering kali tidak faham dengan penjelasan materi dari guru akan tetapi tidak berani untuk menanyakan ketidakfahamannya
Telah diselesaikan bersama anggota kelompok yang lain dan model
3.
Derry Yoga Fahreza
Selalu merasa malu jika bertanya
Telah diselesaikan bersama anggota kelompok yang lain dan model
4.
Nadhifia Hibatullah

Tidak mampu memulai pembicaraan dengan teman baru atau yang kurang begitu dikenal dan memilih untuk menunggu orang lain memulai pembicaraan.
Malu bertanya
Telah diselesaikan bersama anggota kelompok yang lain dan model
5.
Rizaldy Achmad
Tidak mampu mengekspresikan emosi seperti sayang, senang, tidak senang,  pada teman
Telah diselesaikan bersama anggota kelompok yang lain dan model
6.
Ramadhan Anugrah

Sangat pasif ketika diskusi kelompok dan memilih memendam pendapatnya karena malu
Telah diselesaikan bersama anggota kelompok yang lain dan model
7.
Setya Suhartanti
Sebenarnya ingin punya berkomunikasi dan punya banyak teman tetapi tidak bisa
Telah diselesaikan bersama anggota kelompok yang lain dan model


Guru Pamong



Hj, Juliana, S. Pd
19561001 197903 2 003
           
            Praktikan,



Ahmad Budi Arianto, S. Pd I
            NIM. 1301198012



1 komentar:

Pengikut